PRODI TADRIS BAHASA INDONESIA HADIRKAN DOSEN TAMU DARI UPI BANDUNG

Program Sudi Tadris Bahasa Indonesia FITK UIN Sumatera Utara Medan melaksanakan kegiatan dosen tamu pada Selasa, 12 September 2023. Kegiatan tersebut dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Prof. Dr. Tien Rafida, M.Hum. Turut dhadir pada kegiatan dosen tamu tersebut Wakil Dekan II, Dr. Muhammad Dalimunthe, S.Ag., S.S., M. Hum, Ketua Prodi Tadris Bahasa Indonesia Rina Devianty, S.S., M.Pd., dan Dr. Riris Nurkholidah Rambe, M.Pd selaku Sekretaris Prodi. Kegiatan ini menghadirkan dosen tamu Prof. Dr. Sumiyadi., M. Hum dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Kegiatan dosen tamu ini juga dihadiri oleh para dosen serta mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Indonesia. Adapun tema dalam pertemuan ini yakni “Peran Pembelajaran Sastra pada Era Revolusi Industri 5.0”.

Dalam kegiatan dosen tamu Prodi Tadris Bahasa Indonesia ini, dilakukan juga penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, UPI Bandung dengan Prodi Tadris bahasa Indonesia FITK UIN Sumatera Utara Medan. Kegiatan kuliah dosen tamu ini Bdiselingi juga dengan penampilan mahasiswa Prodi Tadris bahasa Indonesia, yakni visualisasi puisi dan dendang syair.

Dalam kuliah dosen tamu tersebut, Prof. Dr. Sumiyadi , M. Hum memaparkan bahasa pendidikan bahasa dan sastra memiliki peran yang cukup penting bagi peningkatan kualitas sumber daya yang terus berkembang pada kehidupan sosial, khususnya dalam masyarakat. pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk tujuan kebutuhan manusia secara individual. Jadi, masyarakat harus dapat dipertemukan untuk dapat memenuhi menyelesaikan masalah yang terjadi di era 5.0. Bahasa dan sastra Indonesia sangat berkaitan dengan perkembangan era 4.0 menjadi era 5.0 dan hal ini yang menjadi landasan bahwa ketergantungan manusia terhadap perkembangan zaman karena manusia adalah makhluk yang berbahasa dan selalu berbahasa.

Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang berbahasa dan selalu berkembang. Manusia merupakan salah satu pemeran penting dalam perubahan era 4.0 menjadi era 5.0 yang kini sedang terjadi. Dengan demikian, dalam pendidikan bahasa dan sastra Indonesia menghadapi literasi revolusi industry 4.0 adalah proses-proses adaptasi yang merupakan bagian dari pembelajaran dalam pendidikan vokasi serta upaya-upaya dedaktik/ metodik pelembagaan/ institusionalisasi.

Jika dalam era 4.0 pendidikan bahasa dan sastra Indonesia membutuhkan adaptasi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia juga membutuhkan adaptasi di era 5.0 yang saat ini sedang berjalan. Hal tersebut disebabkan bahasa dan sastra Indonesia adalah salah satu hal yang penting untuk menghadapi perpindahan era dari 4.0 ke era 5.0. Bahasa adalah sarana komunikasi yang menjadikan perkembangan dan adaptasi era 5.0 ini menjadi tervasilitasi dan mendapat mobilitas yang lebih baik.

Ketika berlangsungnya aktivitas pembelajaran dan kehidupan masyarakat yang masih dilandasi dengan era 5.0 ini akan menjadikan suatu pembelajaran yang semakin modern dan selalu mengikuti perkembangan zaman yang ada. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, suatu perkembangan adalah hal yang wajib, perkembangan tersebut menjadi landasan bahwa negara yang berkembang adalah negara yang rakyatnya mau mengimbangi dan membantu perkembangan yang ada.

Masyarakat yang menjadi tonggak penting dalam era 4.0 ke era 5.0 menjadi tumpuan pembelajaran dan pertumbuhan aspek kehidupan lainnya kini dijadikan sebuah media atau sarana dalam perpindahan zaman. Jika masyarakat tidak dapat menjadikan dirinya sebagai salah satu partisipan atau orang yang turut serta dalam perpindahan era 4.0 ke era 5.0, maka akan terjadi hambatan dalam perpindahan era tersebut dan menjadi terhambatnya pembelajaran yang sedang berkembang, khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang seharusnya difasilitasi dan dibantu oleh masyarakat.

Kegiatan dosen tamu Prodi Tadris Bahasa Indonesia ini diikuti mahasiswa dengan sangat antusias. Terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mengajukan pertanyaan terkait permasalahan yang terdapat pada pembelajaran sastra pada era industri 5.0, termasuk juga fenomena teknologi AI atau artificial inteligence yang cukup marak penggunaannya di perguruan tinggi.