Selasa, 28 November 2023 Wakil Dekan Dr. Muhammad Dalimunthe, S.Ag., S.S., M.Hum., pemilik Yayasan SMK Tritech Informatika Medan, beberapa dosen perwakilan dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh, serta beberapa dosen dan beberapa mahasiswa dari FITK UINSU menghadiri kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Kolaboratif Internasional baik melalui zoom meeting maupun menghadiri secara langsung di SMK Tritech Informatika Medan. Kegiatan dilaksanakan di lantai V ruangan komputer. Pihak SMK Tritech Informatika sudah menyediakan sarana laptop, infokus dan wifi dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diadakan secara daring untuk mempermudah keberlangsungan kegiatan.
Kegiatan PKM dibagi menjadi beberapa sesi. Pada sesi pertama, setelah sambutan dari Wakil Dekan II, Dr. Muhammad Dalimunthe, S.Ag., S.S., M.Hum., dan pemilik Yayasan SMK Tritech Informatika Medan, dilanjutkan penyampaian materi mengenai “Reading and Literacy” oleh Andriansyah, S.Pd.I., M.S.Ed., M.A., Ph.D. dari Western Oregon University. Pada sesi iersebut, Bapak Andriansyah menjelaskan mengenai pentingnya membaca dan pentingnya membudayakan literasi sejak kecil karena membaca memiliki pengaruh yang sangat besar. Beliau juga menceritakan pengalamannya mengajar di Amerika Serikat, bahwa anak kecil sudah diwajibkan untuk membaca buku selama beberapa jam dalam sehari dan nantinya mereka akan mengisi formulir yang berisi data mereka dan menuliskan mengenai buku yang mereka baca di formulir tersebut. Setelah narasumber menyampaikan materinya, moderator memberikan kesempatan pada para peserta, baik yang berada di ruang zoom meeting maupun yang hadir di SMK Tritech Informatika Medan. Pada sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia bertanya kepada Bapak Andriansyah mengenai tantangan yang mungkin dihadapi dalam mengembangkan emergent literasi pada anak-anak.
Bapak Andriansyah menjawab pertanyaan mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia tersebut berdasarkan pengalaman beliau secara langsung, yaitu ketika beliau menjalankan Pengabdian Masyarakat di Aceh pada tahun 2004. Sangat sulit media yang digunakan untuk mengajar pada saat itu, sehingga Bapak Andriansyah hanya menggunakan sarana yang ada seperti buku yang seadanya dan tumbuhan ataupun barang yang terdapat di sekitar tempat beliau mengajar untuk menjadi sumber belajar. Pengalaman Bapak Andriansyah memberikan motivasi dan semangat kepada audiens untuk mengajar walaupun sarana maupun prasarana tidak mendukung, serta memanfaatkan apa yang ada menjadi sumber belajar.
Setelah sesi pertama selesai, kegiatan di lanjutkan dengan memasuki ruang zoom meeting yang kedua. Pada sesi kedua, diisi oleh Ibu Hidayah dari Kedutaan Prancis Indonesia sebagai narasumber yang akan menceritakan pengalamannya selama beliau mengajar di Prancis. Semasa beliau kuliah di Prancis, kala itu banyak kelas yang dilaksanakan secara daring karena banyaknya unjuk rasa yang terjadi di Prancis. Pada saat itu juga masih minim akan teknologi seperti whatsapp, sehingga untk mengumpulkan tugas maupun untuk berkomunikasi dengan dosen, beliau dan teman-temannya menggunakan aplikasi email. Beliau juga menyampaikan bahwa dosen yang mengajar di sana sangat professional. Mereka akan cepat merespon pesan yang dikirim oleh mahasiswanya walau hanya melalui email. Kemudian, beliau menceritakan bahwa di Prancis sudah menggunakan aplikasi untuk mengajar bahasa.
Setelah Ibu Hidayah Kedutaan Prancis Indonesia selesai berbagi pengalaman beliau selama di Prancis, moderator membuka sesi tanya jawab agar para peserta bisa bertanya kepada narasumber. Pada sesi tanya jawab ini beberapa peserta memberikan pertanyaan, Liza, salah satu mahasiswa Tadris bahasa Indonesia bertanya mengenai peluang pengajar BIPA di Prancis. Kemudian Ibu Hidayah menyatakan bahwa terdapat salah satu kota di Prancis yang bernama La Rochelle bahwa kota ini sudah terdapat sekolah yang mengajarkan Bahasa Indonesia dan terdapat beberapa sekolah dan lembaga yang mengajarkan bahasa Indonesia. Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator mengarahkan untuk berfoto bersama.