Sebelum melakukan kegiatan Pema, kelompok A telah melakukan observasi terlebih dahulu dan menemukan bahwa terdapat anak-anak yang putus sekolah sehingga membutuhkn perhatian khusus dalam bidang pendidikan. Sehingga kelompok A melakukan kegitan Pema di daerah mereka dengan melakukan pengajaran Bahasa Indonesia serta pelatihan kerajinan tangan dengan tujuan meningkatkan kemampuan koginitif serta psikomotorik anak-anak di sekitar mereka.
Kegiatan Pema kelompok B lebih mengutamakan kegiatan pelatihan-pelatihan bidang sastra. Menurut mereka anak-anak di sekitar mereka memerlukan bimbingan tambahan untuk mempersiapkan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan di sekolah. Sehingga kelompok B akan melakukan kegiatan pelatihan seperti drama, membaca puisi, menulis cerita dan berbagai pelatihan lainnya yang berhubungan dengan kesastraan.
Kelompok A yang melakukan Pema di Kabupaten Langkat memiliki pemikiran yang berbeda. Menurut mereka, dengan perkembangan teknologi perlu adanya pelatihan literasi berbasis teknologi seperti pembuatan poster atau spanduk dengan menggunakan aplikasi yang ada di android. Tujuannya untuk mempersiapkan anak-anak disekitar untuk mampu berniaga dalam bidang jasa pembuatan poster dan spanduk. Selain itu, kelompok A menemukan bahwa mayoritas masyarakat disana belum memahami penggunaan Bahasa Indonesia yang baku sehingga kelompok A membuat buku saku yang berisi kosakata Bahasa Indonesia yang baku.
Mahasiswa kelompok B yang melakukan kegiatan Pema di Kabupaten Langkat lebih berpusat pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti gotong royong, pembersihan masjid dan musholla dilakukan secara rutin setiap hari. Selain itu kelompok B juga menambahkan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti belajar mengaji dan mengumandangkan adzan bagi para pria di kelompok tersebut.